Disaat engkau merasa lelah, tataplah mata anakmu, rasakan pancaran semangat yang terkandung di dalamnya hingga kau merasa tergerak untuk berusaha bangkit.
Disaat engkau merasa tak berdaya, tataplah mata anakmu, mereka akan lebih tak berdaya tanpa semangat dalam dirimu.
Disaat engkau merasa sepi, tataplah mata anakmu, dan seraplah kegembiraan, keceriaan serta pengharapan yang mereka miliki untukmu, resapilah maka hatimu akan lebih berwarna.
Disaat engkau merasa menderita, tataplah mereka, jangan biarkan mereka merasakan penderitaan yang kau alami, berilah mereka senyummu. Katakan pd mrk kalo semua baik-baik saja…
Disaat engkau merasa marah, tataplah mereka, anak kandungmu sendiri, marahlah jika itu memang diperlukan. Tapi kendalikan dirimu, salahkah mereka jika memang tidak mengerti akan perbuatan salah yang telah dilakukan? Layakkah mereka menerima bentakan atas perilaku yang tidak mereka mengerti, bahkan tidak kita ajarkan? Apa mereka salah kalau kita marah padahal budi pekerti yang baikpun jarang kita berikan contoh..?! layakkah mereka menerima pelampiasan marah kita..?
Disaat engkau ingin berbicara, maka tataplah anakmu, dan bicaralah dengan kejujuran. Jangan pernah ajari anakmu untuk berbohong, karena dia akan tumbuh menjadi seorang pembohong, seorang yang tak bisa dipercaya, seorang munafik, masa depan anakmu tergantung dari caramu mendidik mereka. Maka berikanlah pendidikan yang terbaik untuk mereka, mulailah dengan kejujuran.
Disaat engkau ingin pergi lari dari kenyataan, tataplah anakmu, apakah mereka punya pilihan lain untuk dilahirkan bersama diri yang pengecut, tak berani menerima kenyataan..? untuk itukah mereka dilahirkan..? hanya untuk disia-siakan..? apa salah mereka..?
Disaat mereka mulai beranjak dewasa, tataplah mereka, jagalah mereka, lindungi mereka, tapi jangan kekang mereka..biarkan mereka tumbuh menjadi seorang individu yang bertanggungjawab, menjadi dirinya sendiri. Arahkan pilihan hidup mereka, dan yakinkan agar mereka tak menyesali akan pilihan hidupnya.
Disaat mereka akan menikah, tataplah anakmu, betapa waktu telah demikian berlalu hingga kau menatap seorang dewasa yang akan meneruskan garis keturunanmu. Semua ajaran, bimbingan, arahan akan menunggu jawabannya… akan jadi apakah anak saya?
Disaat mereka sudah memberimu cucu, tataplah mereka, tataplah cucumu, merekalah penerusmu di muka bumi ini.. jangan pernah sekalipun kau sesali akan apa jadinya anak cucumu kelak, karena semua adalah hasil ajaranmu disaat dulu.. saat mereka butuh bimbingan dan arahan… apapun yang terjadi kelak jangan pernah menyesalinya..
Akhirnya… disaat kau merasa hidupmu sudah berada di akhir, panggillah anak2mu… tataplah mereka satu persatu.. dan katakan.. betapa engkau menyayangi mereka.. diiring rasa bahagia yang kau resapi, karena Tuhan telah memberikanmu anugerah yang terindah selain kenikmatan keimanan… juga pancaran rasa bangga karena mereka adalah anak2mu..tidak peduli jadi apapun mereka, karena mereka adalah anak kandungmu..
Disaat kau sudah berada di liang kubur, merekalah..anak2mu yang sekarang akan menatapmu.. jika engkau masih bisa mendengar dan melihat disaat mereka melantunkan ayat-ayat suci untukmu, memanjatkan do’a untuk istirahatmu, serta bersedekah atas namamu… disanalah kau bisa berkata.. Tuhan, terima kasih karena aku bisa memiliki anak seperti mereka….
Bandung, Juli ’09.. for my beloved sons … maafkan papa mu nak.. jika tidak selalu ada disisi kalian setiap saat dan membimbing kalian…, tpi percayalah kalian tetap ada dihati, kemanapun ku pergi ……….. I love you 4ever and ever…..
info yang sangat bagus, kritis dan membangun….. trim’s
do you have daughters? not sons?
I mean sons ………….